Laman

Senin, 31 Mei 2010

Mengeluh

Manusia dikaruniai energi yang berguna untuk membangun kehidupan. Allah memberi energi yang berlimpah setiap hari, ada 2 jenis energi yang kita miliki yaitu energi positif dan energi Negatif. Energi Positif adalah energi yang memompa hidup kita dan membakar semangat kita untuk memberikan karya terbaik dalam hidup sedangkan energi negatif adalah energi yang menghambat, menghalangi dan membuang semangat hidup kita.
Energi Positif memberikan kekuatan untuk menjalani kehidupan, melalui hal-hal yang sulit dalam dan memecahkan berbagai permasalahan dalam hidup. Sedangkan energi negatif memberikan hal-hal yang akan menghambat kemampuan seseorang.

Salah satu bagian dari energi negative yang setiap hari kita lakukan adalah mengeluh. Mengeluh merupakan respon negative dari semua yang terjadi dalam kehidupan kita, seakan-akan tidak ada kebaikan dalam setiap hal yang kita lakukan. Selalu saja ada hal-hal yang kita keluhkan setiap hari. Kemacetan, kelambatan, kekurangan, pekerjaan, makanan, minuman dan hampir semua hal yang ada disekitar kita tanpa kita sadari selalu kita keluhkan.

Dengan mengeluh kita menghamburkan banyak energi yang seharusnya dapat kita salurkan menjadi suatu produktifitas yang bermanfaat, dan kebiasaan mengeluh itu terjadi sepanjang hari di sepanjang hidup kita jika kita tidak mampu mengendalikannya. Untuk menghindarkan diri dari sifat mengeluh kita harus menerima keadaan kita apa adanya jika hal-hal yang ada disekitar kita tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Alihkan energi keluhan menjadi energi kreatif untuk melihat apa saja yang bisa dikerjakan secara lebih baik. Dengan demikian potensi kita bisa dikembangkan menjadi hal-hal positif dan tidak terjebak menghabiskan energi kita untuk hal-hal yang negative.

Mengeluh merupakan kebiasaan yang buruk, bukan hanya merugikan diri sendiri tapi juga dapat menyebar kepada orang-orang disekitar kita. Alqur’an mengingatkan kita supaya tidak menjadi orang-orang (golongan) yang suka mengeluh, oleh karena itu sudah saatnya kita bangkit dan belajar untuk tidak mengeluh. hitunglah kebiasaan mengeluh kita tiap hari dan kurangilah kebiasaan itu esok harinya, demikianlah seterusnya sehingga kita bisa menghilangkan kebiasaan buruk tersebut.

Kita akan merasakan kehidupan yang berbeda, hidup kita akan jauh lebih berharga dan bermakna tanpa keluhan, beban hidup kita akan jauh lebih ringan. Jika kita mempunyai kemampuan untuk mengubah apa yang kita keluhkan, ubahlah itu, namun jika kita tidak mampu, tidak perlu mengeluh tapi bersyukurlah. Banyak orang disekitar kita yang tidak mempunyai cukup anugrah untuk hidup layak seperti kita. So mulai sekarang berhentilah mengeluh, mulailah hidup yang bahagia.

(diringkas dari Man Jadda Wajada, the art of excellent life, akbar zainudin, halaman 92-96).

Berawal dari sebuah kekecewaan

"Usirlah kejahatan dengan sesuatu yang baik, dan kamu akan menguasai lawanmu". (Rumi-Fihi ma fihi).

Aku tak pernah mengerti maknanya sampai ketika aku menemukannya dalam kemarahan dan kekecewaan, tiba-tiba saja aku memiliki sedikit pencerahan. Tidak semestinya merasa kecewa dengan perlakuan orang lain yang tak mengenakan hati kita. Kekecewaan, kemarahan, kecemasan adalah sifat dasar manusia. Hanya saja kita jangan larut dalam kekecewaan, kemarahan ataupun kemalasan. Apa yang ada dalam pikiran kita akan membentuk opini dan mempengaruhi kehidupan kita kedepan.

Sakit hati dan kecewa adalah hal biasa dan kita harus mampu mengatasinya. Berpikir positif adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk menyikapi sebuah peristiwa. Hal itu akan memberikan ketenangan batin (setidaknya akan memberikan persepsi yang berbeda mengenai apa yang kita rasakan), melihat sisi negatif dari sebuah peristiwa hanya akan mengurai luka dan menumbuhkan perasaan kecewa yang mendalam.

Dalam hidup akan ada banyak hal yang kita lewati, tidak hanya tentang sebuah kesuksesan namun juga sebuah kisah kepedihan. Dan kisah kepedihan pun beraneka ragam bentuknya, kadang-kadang kesedihan itu dibentuk oleh pikiran kita, namun tidak sedikit yang disebabkan karena orang lain, karena dikhianati, dikecewakan dan lain sebagainya. Untuk bangkit dari keterpurukan, kepedihan maupun kekecewaan kita harus mampu mengendalikan hawa nafsu kita.

Hidup manusia adalah perjuangan untuk memenangkan pertarungan suci antara akal (pikiran yang sehat) dan hawa nafsu, dan untuk memulai pertarungan dengan hawa nafsu kita harus mengupayakan kebersihan hati dan pikiran. Hati dan pikiran yang bersih akan menjadi awal yang baik untuk menciptakan suasana yang kondusif dan akan memberikan energi yang positif yang bisa menjadi modal yang berharga untuk meningkatkan produktifitas diri. Hati dan pikiran yang bersih akan membawa kita pada semangat dan kualitas hidup yang lebih baik, dengan demikian kita akan meminimalkan perasaan marah kita akibat dikecewakan oleh orang lain, namun kita akan mengambil hikmahnya sebagai bahan instropeksi diri, mawas diri dan menyerahkan semuanya pada kehendak Tuhan yang satu, bukankah semua hal didunia akan bermuara pada satu tujuan yang sama? Ketika kita ikhlas dan memasrahkan apa yang terjadi sebagai takdir yang baik, maka kita akan merasakan kekuatan dan semangat untuk hidup menjadi lebih baik baik, dengan demikian kekecewaan itu akan menjadi pijakan untuk kesuksesan kita di masa depan.

Seperti sebuah peribahasa arab mengatakan “dan jagalah hatimu dari penyakit-penyakitnya, sulit mengembalikan hati yang sudah jauh dari kebenaran, sesungguhnya hati jika sudah kotor , membersihkannya seperti mengumpulkan kaca yang sudah pecah berserakan”. Oleh karena itu janganlah kita mengotori hati kita dengan kebencian dan dendam kepada orang lain, biarlah mereka memperlakukan dan membalas kebaikan kita dengan kejahatan, biarlah Tuhan yang akan membalas semua perbuatan mereka terhadap kita, jangan biarkan hati kita dikotori oleh dengki, sebab jika hati menyimpan kebencian akan sulit untuk menerima kebenaran. Tidak selamanya mereka yang telah membuat kita kecewa melakukan kesalahan, mungkin ketika mereka melakukan itu terhadap kita, mereka hanya sedang lupa dan khilaf dan kita tidak perlu membalas perlakuan mereka dengan hal yang sama.

Kemarahan dan kebencian adalah suatu kegilaan yang mengalir dalam jiwa, sebagaimana arus listrik mengalir dalam badan, Dale Carnegie memandang bahwa rasa santun terhadap musuh atau orang yang telah mengecewakan kita adalah suatu rahmat yang melekat di jiwa sebelum orang lain mendapat kebaikannya dan mengetahui kebijakan serta kenyamanannya. Kalau ada seseorang yang berbuat tidak baik terhadap kita, maka lupakanlah dia dan jangan berusaha membalasnya sebab apabila kita menaruh rasa dendam, berarti merugikan diri kita sendiri dan sama sekali tak merugikan dia.

Rasulallah bersabda :
“tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, maka Allah akan menempatkannya pada pemeliharaanNya dan akan melindunginya dengan rahmatNya serta akan memasukannya dalam kecintaanNya yaitu :
1. apabila diberi ia bersyukur
2. jika mampu membalas dia memaafkan
3. jika marah ia bersikap tenang”
(Hadits Riwayat Al Haakim)


Dan obat dari semua kekecewan adalah memaafkan, membersihkan hati dari rasa benci dan membuang pikiran untuk membalas dendam terhadap apa yang telah mereka perbuat kepada kita, yang tidak ada manfaatnya sama sekali kecuali hanya membuat kita kesal saja. Sebagaimana firman Allah SWT..
dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada, apakah kamu tidak ingin kalau Allah mengampuni kamu?......... (Q.S Annuur:22)

Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah……….. (Q.S Asy syuuraa:40)


Demikianlah, ketika kita menyerahkan semua hal dalam hidup kita (kebaikan dan keburukan) dan menyerahkan semuanya pada Allah, maka hidup kita akan lebih tenang untuk dijalani, jangan memikirkan apa yang orang lain perbuat kepada kita (karena itu bukan urusan kita) tapi pikirkanlah untuk senantiasa berbuat kebaikan pada siapapun (kawan maupun lawan) kita, dan ikhlaskan serta yakinkan bahwa hanya Allahlah yang akan membalas semua perbuatan kita.

“setiap kejadian adalah pelajaran, dan selalu ada hikmah dari setiap keadaan, bahkan dari kejadian terburuk sekalipun dalam hidup kita”

Wallahu’alam
(24 Mei 2010: 01.00)

Rindu

Tiba-tiba saja ada kerinduan yang menyelinap dalam rongga dadaku. kerinduan pada sosok yang banyak memberi inspirasi dalam hidupku. Meskipun sebenarnya dia orang yang sedikit menyebalkan namun dia memiliki banyak kebaikan. Dan rindu ini hadir tanpa sebuah undangan.

Aku menikmati kerinduan ini dalam sunyi dan menyertakan namanya dalam setiap sujud dimalam-malam panjangku, adakah kesalahan dalam rasa ini? Aku harap tidak. Aku tak pernah menginginkan dia hadir dalam hidupku karena aku telah melupakannya dan dia telah menjadi bagian dari masa lalu. Tapi tidak ada kesalahan untuk sedikit menengok dan mengenang masa lalu, sebab masa lalu walau seburuk apapun tetaplah menjadi catatan penting dalam hidup kita apalagi untuk seseorang yang pernah memberi arti bagi kehidupan kita. Selama kita tidak terjebak pada kenangan, aku pikir wajar saja untuk sedikit memberi warna lain dalam hidup dengan membiarkan kerinduan ini ada dan memberi energi positif dalam hidup kita.

Dia selalu menjadi inspirasi dalam hidup, bukan hanya karena dia memiliki segudang kebaikan, tapi karena banyak hal yang bisa aku ambil pelajaran darinya. Belajar bagaimana kita menata hidup, bagaimana menyusun sebuah target hidup dan mewujudkannya menjadi sebuah kenyataan, bagaimana caranya mengambil keputusan, caranya berbagi kebaikan, caranya membangun hubungan dengan Tuhan, caranya menunjukkan eksistensi dan aktualisasi diri, serta caranya bersikap, menata hati dan menjaga emosi semuanya memberiku inspirasi dan motivasi untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik. Memang, dia bukanlah sosok yang sempurna, dia memiliki banyak kekurangan diantara gayanya yang menawan namun itu manusiawi, karena tidak ada sosok manusia yang sempurna.

Setiap momen adalah kenangan, dan setiap kenangan adalah pelajaran. Membiarkan kerinduan ini hadir bukanlah sekedar menikmati keadaan dan membiarkan dirinya menguasai jiwa, tapi bagiku lebih kepada mengambil sisi dan energi positif dari keseluruhan kebaikannya. Aku sadar, banyak hal yang telah berbeda antara aku dan dirinya, menjaga hati dan menata kerinduan ini menjadi energi positif adalah hal yang paling mungkin kulakukan.

Menyerahkan kembali seluruh perasaan ini pada Tuhan, itulah yang kulakukan, sebab Tuhan lah (yang pada dasarnya)yang telah memberikan semua hal dalam hidup kita, termasuk kerinduan ini. dan tentu Tuhan tak ingin menjadikan ini sebagai kesia-siaan saja, aku harus mengambil pelajaran (ibroh) dari setiap tindakan. Tuhan memberikan ini sebagai pelajaran dan peringatan agar aku bisa menjadi lebih baik, lebih baik dan lebih baik lagi.

Akhirnya dari seluruh kata-kata terbaik yang ada didunia, hanya ada satu kalimat untuknya “tetaplah menjadi bintang di langit…”( itu kuambil dari lagunya Band Padi, dan itu lirik terbaik menurutku)

Bintang itu selalu bersinar, selalu memberi penerang dalam hidup, selalu bermanfaat baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Sekali bintang tetaplah bintang takkan mungkin menjadi awan. Bintang selalu memberikan cahayanya walaupun langit berselimut awan.
dan seperti mentari (bintang terbesar dalam jagat raya), dia adalah bintang di hatiku.. 

Minggu, 23 Mei 2010

SEKEDAR RENUNGAN

Alkisah disuatu masa ada sepasang suami istri yang membangun kehidupan. Meniti langkah bersama dari tidak memiliki apa-apa menjadi memiliki sesuatu. Mereka memiliki anak yang lucu, memiliki kehidupan yang orang-orang disekitarnya melihat sebagai pasangan yang bahagia. Teman-teman pasangan tersebut melihat mereka sebagai pasangan yang sempurna dan memiliki kehidupan yang bahagia).
Akan tetapi kehidupan seperti roda, terus berputar mengikuti rotasi bumi, hingga pada suatu ketika keluarga itu tak memiliki sesuatu untuk makan malam (si suami ingin makan malam dengan telor mata sapi, dan kebetulan tidak ada pun tidak ada uang untuk membelinya), dan sang suami pun marah-marah, si istri pun merasa tersinggung karena masih ada ikan yang diberikan tetangga dan makanan lain yang bisa dimakan hingga terjadilah percekcokan antara keduanya.
Si istri berpikir bahwa kenapa sih harus marah-marah hanya karena sebutir telur, sedangkan si suami masih bisa makan dengan ikan, atau bisa makan yang lainnya untuk mengganjal perut. Dalam diam si istri ngomel-ngomel dalam hatinya, pun demikian sebaliknya si suami, dia berpikir masa sih sebutir telur pun tak ada sedang dia telah memberikan uang untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Rupanya si suami lupa bahwa uang yang diberikan tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan rumah tangganya. Si suami berpikir demikian karena selama ini mereka tak pernah merasa kekurangan, tanpa tahu bahwa dibelakangnya si istri mencari pinjaman sana sini untuk menutupi kebutuhannya. Sehingga ketika si istri memutuskan untuk hidup apa adanya, terjadilah keganjilan dan kegoncangan dalam kehidupan mereka. Dan terjadilah percekcokan itu. Si istri menyimpan kekesalannya pun demikian suami menyimpan kemarahannya dalam diam, begitulah selanjutnya kehidupan yang mereka jalani…..

Pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah tersebut adalah:
1. Bersyukur itu lebih penting dari apapun
2. Nikmati apa yang ada
3. Komunikasi dengan pasangan yang dibangun harus berjalan baik agar tidak terjadi
kesalahpahaman
4. Selalu instropeksi diri dan jangan melihat ke atas
5. Selalu melihat ke bawah
6. Jangan saling menyalahkan
7. Bahu membahu antara suami istri untuk membangun kehidupan
8. Jangan merasa telah mampu membahagiakan pasangan jika pasangan kita menyimpan
airmata dalam senyuman

Jumat, 07 Mei 2010

Perpisahan

sedih rasanya harus meninggalkan semua hal yang ada di Kantor ini, kebersamaan bersama kawan-kawanku, melalui banyak hari bersama mereka, kebaikan bos, rutinitas kerja yang (walaupun terkadang membosankan) tapi tetap membuatku nyaman dan santai. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, itulah yang si bos katakan, mungkin sebenarnya dia tidak rela melepaskanku, tapi dia memiliki kebaikan hati sehingga membiarkanku berkembang sebagaimana yang seharusnya....

sejujurnya berat untuk berpisah, apalagi kita telah seperti keluarga, tapi demi sebuah harapan yang lebih baik, aku harus memilih. mudah-mudahan ini adalah pilihan yang baik dan aku takkan menyesalinya.

heeem... kenangan demi kenangan kemudian terurai dalam benakku, ketika aku pertama kali ke kantor ini aku hanya sendiri dan menghandle semua pekerjaan sendiri, sampai kemudian memiliki banyak kawan yang membantuku menyelesaikan semua pekerjaan, lalu kemudian berlanjut dengan kebersamaan-kebersamaan yang menyenangkan bersama mereka..
apakah ditempat baru aku akan mendapatkan kawan2 sebaik mereka?? aku yakin pasti bisa!!!!

dan hari ini adalah hari terakhir disini, meski berat mesti kuucap selamat tinggal untuk kawan-kawanku, bosku, komputerku, meja kerjaku, printerku, dan semua berkas-berkas itu, kantorku.. perjalanan kekantor ku dan semuanya pada akhirnya hanya akan menjadi kenangan, kenangan manis yang akan kusimpan disuatu tempat di hatiku.

untuk bosku dan teman-temanku sorry ya kalo aku ada salah-salah kata, salah sikap, salah dalam bertindak, suka nyuruh-nyuruh, sering meminta, pokonya aku mohon maaf untuk semuanya.. semoga Tuhan mempertemukan kita kembali dan semoga kita senantiasa ada dalam lindungan dan kasih sayang Allah selamanya n semoga sukses selalu...

good bye everybody...

*catatan diakhir masa kerja... (sedikit lebay sebenarnya..:))